Manajemen puncak atau yang biasa disebut dengan top management merupakan tingkatan manajemen tertinggi dalam suatu perusahaan. Pada tingkat manajemen ini, top management yang memiliki otoritas tertinggi dan bertanggung jawab secara penuh kepada pemilik perusahaan. 

Baca juga: 3 Jenis Audit Sistem Manajemen

Tidak bisa dipungkiri manajemen puncak sangat berperan penting dalam keberhasilan implementasi sistem manajemen di perusahaan. Tidak hanya untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen tertentu perusahaan saja, mnajemen puncak sangat penting karena merupakan bagian dari proses bisnis perusahaan. Terdapat 3 jenis proses dalam bisnis, yaitu:

1. Proses utama 

Proses utama merupakan proses inti dari kegiatan bisnis organisasi yang menghasilkan produk atau jasa. Proses ini biasanya melakukan kegiatan manufaktur atau penyediaan jasa, penambahan nilai produk dan jasa yang dihasilkan hingga diserahkan kepada pelanggan eksternal. 

2. Proses pendukung 

Proses pendukung secara tidak langsung memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dihasilkan, tetapi aktivitasnya mempengaruhi proses keberhasilan utama. 

3. Proses manajemen 

Proses manajemen merupakan proses terkait arahan organisasi, pengambilan keputusan dan pemantuan proses secara keseluruhan sebagai satu kesatuan sistem. Proses ini bisa mempengaruhi peluang organisasi untuk meningkatkan peluang. 

Manajemen proses akan berjalan dengan baik jika ada komitmen dari manajemen puncak untuk pengambilan keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan sasaran perusahaan. Manajemen puncak harus memahami peluang dan ancaman perusahaan termasuk kekuatan dan kelemahan perusahaan yang harus diselesaikan agar sasaran perusahaan bisa tercapai. 

Komitmen Manajemen Puncak juga harus ditunjukkan melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas, terutama pada Penanggung Jawab setiap unit di perusahaan sebagai jembatan untuk mengomunikasikan dan mengawasi implementasi sistem sehari-hari, termasuk untuk memastikan kecepatan respon atau arahan yang dibutuhkan oleh perusahaan. 

Oleh karena itu, jika manajemen puncak tidak memiliki komitmen yang kuat, maka kerusakan koordinasi arah bisnis perusahaan bisa terjadi yang berujung ketidaktercapaian sasaran perusahaan, seperti penurunan kualitas produk yang berdampak ketidakpuasan pelanggan dan penurunan penjualan, tingkat kecelakaan kerja yang tinggi dan kerusakan properti perusahaan.